Putu selalu menjadi top of mind di kepala saya when it comes to jajanan pasar. Selain klepon dan talam ubi dan putu mayang dan cente manis juga cendol (merk tertentu) dan misro. Eh kok banyak 😐
Tinggal di daerah Tebet memang memanjakan. Palu gada, apa lu mau gue ada – begitulah kira-kira gambaran kurang lebihnya si Tebet ini. Sebut saja apapun! Pasti ada. Kecuali kalau yang disebut itu tidak ada ya berarti memang tidak ada…..
Kembali lagi ke topik Putu. Di depan jalan Tebet Barat IX, yaitu samping pasar Tebet Barat ada yang namanya bank BCA. Nah…bukan banknya yang penting (penting sih, tapi nggak penting saat ini) tapi apa yang ada di depan bank itulah yang important bagi perut. Maklum, kalau lapar ya pasti makanan yang kepikiran (iyalah memang apa lagi).
Oke fokus. Kembali ke topik Putu ini, si abang gerobak kue basah ini punya beragam makanan yang dimana sebenarnya saya nggak pernah coba karena ya…saya sukanya cuma 1 makanan saja. Coba lihat betapa menggoda kholbu-nya ini makanan:

NAHHH, kembali ke putu. Jadi saya senang sekali makan putu disini karena beberapa hal (selain harganya yang cukup diatas rata-rata yaitu 2,500 per putu):
- Putu nya gemuk
- Putu nya isi gula merahnya banyak
- Putu nya proses bikinnya oke juga
- Abangnya canggih juga punya alat putu yang memudahkan, seperti dibawah ini ni:

Tuh kan! Itu bambu apa kayu biasa ya? Kayaknya sih bambu (tapi ragu-ragu, tapi nggak mau tanya ke abangnya).
Putunya itu lembut banget dan karena gula merahnya nggak nanggung-nanggung amat banyaknya jadi rasanya pun sangat pas di lidah. Sekali lahap kalau satu putu sih muat di mulut tapi penuh banget nanti mulutnya, jadi lebih baik makannya 2 kali gigit. Sambil nonton televisi lokal yang isinya agak-agak asem, putu akan jadi teman yang bikin manis suasana.